Trial Class at iSmile Bandung

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

IMG_6146

IMG_6163

IMG_6180

IMG_6192

IMG_6194

IMG_6208
Pasti pada kaget, ya, umurnya baru 15 bulan tapi udah mulai saya cariin sekolahan? Enggak, saya nggak obsesif. Saya masih pengen ngabisin banyak waktu berdua, kok. Tapi beberapa waktu lalu, saya memang mengunjungi beberapa sekolahan yang (katanya) memiliki kelas untuk anak usia 6-24 bulan. Kenapa? Karena saya pengen Menik kenalan sama bayi-bayi seumurannya trus main bareng-bareng hahaha.

Tapi ternyata iSmile yang ada di Jl. Hegarmanah, Bandung, ini cukup serius kelasnya, sodara-sodara. Bayangin dong, bayi umur 15 bulan, masuk ke dalam kelas yang durasinya 2 jam. Kelasnya mulai pukul 11.15 dan selesai 13.15. Katanya, sih, waktu itu bakal ada 4 bayi lainnya, tapi pas sampai disana, hanya ada 1 bayi bernama Vicky, usianya 19 bulan. Waktu dihubungi, saya hanya diminta membawa baju ganti saja, makanan sudah disiapkan. Jadilah pada hari Senin, 14 Januari 2013, Menik masuk ke kelas untuk pertama kali dalam hidupnya. Sebelum masuk kelas, Menik saya bawa ke tempat bermain dulu, agar kenal dengan suasananya. Ketika sedang senang-senangnya bermain mandi bola, tiba-tiba kami dipanggil untuk masuk kelas. Kelas dimulai dengan perkenalan diri, membaca doa, kemudian bernyanyi. Setelah itu melihat flash card di big screen, berhitung, membaca abjad bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Lanjut dengan bermain bersama cat air, membuat cap kaki. Ulangi si bernyanyi, berhitung, dan membaca abjad. Kemudian makan siang, menunya adalah sup makaroni dan jus strawberry. Setelah itu main choo-choo train sambil belajar mengenal jenis hewan. Trus lanjut bikin muka pinguin pake piring kertas dan cat air. Selesaaaiii!

Err, sebetulnya belum selesai, karena Menik sudah keburu bosan. Selain itu Menik juga bete karena pengen main air (gara-garanya cuci tangan abis main cat air itu) jadinya tantrum karena pengen tetep ada di wastafel. Abis gitu bisa ditenangin pake iPad AHAHHAA, dan kemudian tantrum kedua datang setelah acara bikin muka pinguin karena harus cuci tangan (lagi) dan Menik masih pengen main air (lagi) ditambah udah bosen dan mulai ngantuk, jadinya tanrum (lagi). Akhirnya eike menyelesaikan sesi trial ini dengan membawa Menik keluar kelas dan menyusuinya. Hasilnya? Menik tidur dalam hitungan detik.

Jadi bagaimana pendapat saya mengenai iSmile ini? Jujur saja, saya kurang sreg. Hal paling utama adalah soal bahasa. Preambule-nya adalah saya dulu kuliah Antropologi Linguistik, dan saya yakin banget, jika ingin anak menguasai bahasa asing, bahasa ibu harus tetap menjadi bahasa utama. Kenapa? Jika bahasa ibu sudah fasih, maka otak anak tidak akan kesulitan menyerap bahasa lain. Di iSmile, urutannya adalah Inggris, Mandarin, Indonesia. Hal yang paling saya tidak suka adalah mencampur bahasa ketika mendidik anak. Contoh: “Nathan, no no. No jump, ya! nanti sakit!” Jadi harusnya sekolah-sekolah yang katanya bertaraf internasional ini harus lebih selektif dalam mengambil staf pengajar dan asistenya. Kalau memang tidak yakin dengan kemampuan bahasa pengajar dan asisten pengajarnya, jangan gambling. Satu lagi soal bahasa, kalau iya Menik sekolah disini, saya juga harus belajar bahasa Mandarin, karena kalau Menik tiba-tiba ngemeng bahasa Mandarin dan saya cuma bengong aja, gak bagus buat tumbuh kembangnya si anak.

Kemudian soal kurikulum. Menurut saya lagi nih, yang dulu udah ngerengek minta sekolah ke orang tua sejak usia 2 tahun, dua jam untuk anak bayi usia 15 bulan itu terlalu lama. Belum lagi padatnya pelajaran. Saya maunya tuh Menik main, seneng-seneng, biar belajar sosialisasi. Bukan ngeliatin flash card, belajar huruf dan angka. Nanti dulu kalau itu. Mungkin lebih baik, kalau anak bayi yang dibawa sama orang tuanya kesini itu diajak main musik, belajar makan bareng-bareng, dan nyanyi sama-sama. Akan lebih menyenangkan, bukan?

Emm, soal biaya masuk, saya gak komentar deh. Uang pangkalnya 5 juta, uang 3 bulanannya 1.5 juta πŸ˜€ hahaha..

Oke, itu tadi soal isi sekolahnya. Bagaimana soal lingkungannya. Sesungguhnya, saya berasa lagi di Singapore. Dengan beragam jenis suku yang semua ngomongnya pake bahasa Inggris semua, even the baby sitter. Padahal kan kita tinggal di Bandung, Indonesia, ada apa sih sama Bahasa Indonesia? Saya nggak anti sama bahasa Inggris, tapi membuka wawasan bukan berarti harus melupakan akar, kan? πŸ™‚

Mari kita cari tempat main yang lain, ya, Nik!

4 thoughts on “Trial Class at iSmile Bandung

  1. Siang mbak sazki, mau tanya berhubung saya lg cari” preschool jg… Klo di ismile ini kan masih didampingin yah anaknya.. Itu berarti dr makan snack, ampe ganti diaper, dilakukan oleh mom sendiri ya? Terus, bukannya guru disana katanya expat dr filipine?

    • Hello, Mommy Tian. Maaf baru sempat balas, ya. Hmm, karena udah agak lama, jad lupa detailnya. Tapi iya, harus didampingi, dan iya, semua dilakukan oleh pendampinya. Saya nggak ketemu tuh guru expatnya, hehehe, jadi kurang tahu πŸ™‚

  2. dear mama menik, info nih buat sekolah baby class 1,5 – 2 bagusnya ke Gymboree karena konsepnya emang play school dan durasi tiap “mata pelajaran” cuman 1 jam.. tergantung kitanya mau ngambil berapa jamnya. Singaporean school macem ISmile emang kurang gimana gitu buat baby, anakku dulu pas baby di Gymboree pas udah gedean skg Nursery baru pindah ke singaporean school πŸ™‚

    • Anak saya sekolah disana udah 3 thn dr nursery 1,skrng udah mau masuk K2 ,gurunya expart dari pilipine n pendamping teacher indonesian

Leave a reply to Queen Yunie Cancel reply